Menurut America Psychiatric Asociation, gejala ADHD meliputi; Kurang perhatian, tidak dapat mengikuti instruksi dengan baik, menghindari tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental yang terus-menerus, mudah terganggu, pelupa, gelisah, berpindah tempat duduk, berlari-lari atau memanjat sesuatu, berbicara yang berlebihan, kesulitan jika harus menunggu, sering menyela orang lain, dan lain sebagainya (Kearney, 2006)
Gejala ADHD biasanya terdeteksi di bawah usia 7 tahun dan perlu diketahui bersama bahwa gangguan ini tidak hilang dimakan usia. Artinya, bahwa hambatan ini akan dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya.
Ketika mengetahui bahwa anak kita mengalami ADHD, dukungan dari keluarga adalah yang terpenting. Kondisi ini kadang kala membuat anak menjadi frustrasi karena karena kadangkala mereka sendiri tidak tahu apa sebenarnya terjadi.
Banyak orang tua yang lari dari fakta bahwa anak mereka mengalami ADHD. Tapi tidak ada yang bisa disembunyikan karena perilaku yang sangat kentara. Misalnya dengan perilaku yang tidak relevan sepeti naik meja, tidak duduk dengan tenang seringkali muncul komentar dari orang lain, “Kenapa orang tuanya tidak mengajari anak itu cara berperilaku yang baik?”
Kadangkala mereka mendapat sebutan seperti anak nakal, troublemaker atau berbagai sebutan yang sangat merusak konsep diri. Hal yang berat bagi orang tua ketika harus berbagi dengan orang lain bahwa anak mereka mengalami ADHD, namun dengan berbagi informasi dengan orang lain terutama orang terdekat dalam hidup si anak, misalnya saudara kandung, guru atau anggota keluarga lainnya, anak akan mendapatkan dukungan yang jauh lebih besar dan ini bisa membantu perkembangan mereka menuju arah yang lebih baik.
Sumber : KabarIndonesia
Gejala ADHD biasanya terdeteksi di bawah usia 7 tahun dan perlu diketahui bersama bahwa gangguan ini tidak hilang dimakan usia. Artinya, bahwa hambatan ini akan dialami oleh seseorang sepanjang hidupnya.
Ketika mengetahui bahwa anak kita mengalami ADHD, dukungan dari keluarga adalah yang terpenting. Kondisi ini kadang kala membuat anak menjadi frustrasi karena karena kadangkala mereka sendiri tidak tahu apa sebenarnya terjadi.
Banyak orang tua yang lari dari fakta bahwa anak mereka mengalami ADHD. Tapi tidak ada yang bisa disembunyikan karena perilaku yang sangat kentara. Misalnya dengan perilaku yang tidak relevan sepeti naik meja, tidak duduk dengan tenang seringkali muncul komentar dari orang lain, “Kenapa orang tuanya tidak mengajari anak itu cara berperilaku yang baik?”
Kadangkala mereka mendapat sebutan seperti anak nakal, troublemaker atau berbagai sebutan yang sangat merusak konsep diri. Hal yang berat bagi orang tua ketika harus berbagi dengan orang lain bahwa anak mereka mengalami ADHD, namun dengan berbagi informasi dengan orang lain terutama orang terdekat dalam hidup si anak, misalnya saudara kandung, guru atau anggota keluarga lainnya, anak akan mendapatkan dukungan yang jauh lebih besar dan ini bisa membantu perkembangan mereka menuju arah yang lebih baik.
Sumber : KabarIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar